Toyotomi Hiideyoshi :a samurai without his sword

Minggu, 24 Oktober 2010

Biografi singkat :
Lahir sebagai anak petani di desa Nakamura, provinsi Owari (sebelah barat Prefektur Aichi), sewaktu menjadi tangan kanan daimyō Oda Nobunaga yang paling diandalkan. Setelah berhasil berdamai dengan klan Mōri di daerah Chūgoku, Hideyoshi menarik kembali pasukannya (peristiwa Penarikan Pasukan dari Chūgoku) ke Kyoto menemukan Oda Nobunaga sang majikan dibunuh oleh bawahannya Akechi Mitsuhide dalam Insiden Honnōji (本能寺の変 honnōji no hen?).

Hideyoshi mewariskan kekuasaan Oda Nobunaga setelah berhasil menghabisi Akechi Mitsuhide dalam Pertempuran Yamazaki. Hideyoshi membangun Istana Osaka, tapi mengingat latar belakangnya sebagai orang biasa, Kaisar belum bisa memberikan gelar shogun, sehingga untuk sementara Hideyoshi diberi gelar Kampaku. Pada waktu menerima jabatan Dajō daijin ( 1586), kaisar menghadiahkan nama keluarga Toyotomi. Setelah berhasil menjadi pemimpin yang mempersatukan seluruh wilayah Jepang, Toyotomi Hideyoshi mengadakan survei wilayah yang disebut Taikōkenchi (太閤検地?) dan melarang orang di luar kalangan bushi untuk memiliki senjata katana. Di tengah invasi ke Korea yang disebut Perang Tujuh Tahun (文禄・慶長の役 Bunroku-keichō no eki?), Toyotomi Hideyoshi tutup usia setelah mewariskan kekuasaan kepada putranya Toyotomi Hideyori yang dititipkannya kepada Tokugawa Ieyasu.

Perjalanan hidup Toyotomi Hideyoshi yang luar biasa dari anak petani sampai menjadi orang nomor satu di zaman Sengoku sering dijadikan bahan cerita yang dikisahkan secara turun temurun dan sering dilebih-lebihkan. Toyotomi Hideyoshi konon pernah membangun Istana Sunomata dalam waktu semalam, mempertaruhkan nyawa dalam Pertempuran Kanegasaki agar posisi Oda Nobunaga yang sedang terjepit maut bisa lolos melarikan diri, dan pernah menyerang Istana Takamatsu dengan banjiran air.

Kebijakan :
Hideyoshi mengikuti kebijakan politik yang dirintis oleh Oda Nobunaga. Hideyoshi mengatur administrasi kota dan memajukan perdagangan dengan sistem pasar bebas (楽市・楽座 rakuichi rakuza?), kebijakan ekspor-impor menggunakan Kapal Segel Merah (朱印船貿易 Shuinsen boeki?), regulasi perdagangan dengan mencetak mata uang logam. Sistem perpajakan dikelola berdasarkan survei wilayah dan sensus yang disebut Taikōkenchi (太閤検地?) dan pelarangan orang biasa memiliki Katana Katana gari (刀狩?). Hideyoshi menciptakan sistem kelas dalam masyarakat yang memisahkan orang biasa (petani, produsen, dan pedagang) dengan kelas bushi. Sistem ini dijadikan dasar sistem pemerintahan regional yang disebut Bakuhan taisei (幕藩体制?) pada zaman Keshogunan Edo. Ada juga pendapat yang bisa dipercaya yang mengatakan pelarangan orang biasa memiliki Katana pada masa Hideyoshi tidak berhasil diterapkan sepenuhnya.

Hideyoshi sudah sejak awal menyadari bahaya Kirishitan (sebutan pada zaman itu untuk agama Kristen) dan mengetahui rencana terselubung para misionaris yang membantu politik kolonialisme negara-negara Eropa di zaman penjelajahan, termasuk di antaranya perdagangan orang Jepang sebagai budak. Hideyoshi mendapat informasi tentang peran misionaris membantu Kerajaan Spanyol memperluas wilayah koloni dari seorang misionaris penumpang kapal San Felipe yang mengalami kecelakaan dan hanyut ke provinsi Tosa (Shikoku). Kebijakan Hideyoshi untuk mengatasi ancaman Kirishitan dilanjutkan oleh pemerintah Keshogunan Edo.

Kegagalan invasi Joseon yang merupakan ambisi masa tua Hideyoshi untuk memperluas wilayah kekuasaan berakibat pada banyaknya pengikut klan Hideyoshi yang membelot ke kubu klan Tokugawa. Pembelotan besar-besaran pengikut setia Hideyoshi mengakibatkan basis kekuasaan klan Hideyoshi menjadi lemah, yang nantinya menjadi sebab berakhirnya pemerintahan Hideyoshi.

0 komentar:

Posting Komentar

listen it

com.coment . . .


ShoutMix chat widget